Jeruji Media Sosial


nvlk1g6avkstfor93pc5
Sumber gambar dari Google

Coba bayangkan jika saat ini Anda sedang berpergian dan berada di dalam mobil. Di dalam mobil, Anda hanya bisa menikmati pemandangan melalui kaca. Anda tidak bisa menyentuh dan merasakan langsung bagaimana suasana alam di luar karena Anda sedang terkurung di dalam sebuah kotak berjalan.

Mirip seperti keadaan manusia di era media sosial yang tengah mencapai puncak tertingginya ini. Manusia di era media sosial layaknya manusia di dalam jeruji. Ia terpenjara dalam dunia maya dan tersingkir dari dunia nyata.

Arti manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa interaksi rasanya sudah memiliki makna lain. Interaksi yang idealnya dilakukan secara langsung, kini mulai ditinggalkan ─dengan berbagai alasan. Lalu, sebenarnya apa yang membuat interaksi tidak langsung melalui media sosial lebih dipilih manusia saat ini?

  1. Tidak membuang waktu

Manusia yang mengartikan waktu lebih berharga dari uang, mayoritas akan memilih interaksi melalui media sosial. Di sini media sosial dinilai lebih efektif dan efisien.

  1. Berlangsung sangat cepat

Manusia yang menginginkan apa pun secara instan, termasuk mendapatkan informasi, tentu lebih memilih media sosial. Di sini media sosial dinilai lebih cepat.

  1. Menjangkau yang jauh

Daripada repot-repot mengunjungi seseorang yang jauh, manusia akan memilih menghubungi melalui media sosial. Di sini media sosial dinilai dapat mendekatkan yang jauh.

  1. Mengikuti perkembangan zaman

Perubahan zaman berlangsung sangat cepat, manusia yang memilih diam sementara lingkungan di sekitarnya sudah maju, tentu akan merasa tertinggal. Di sini media sosial dinilai lebih modern.

Namun, sadarkah Anda jika interaksi melalui media sosial lebih diutamakan daripada interaksi secara langsung, akan seperti apa jadinya sosialisasi antarmanusia?

Maka, jangan biarkan media sosial mengambil sebagian besar hidup Anda. Dengan segala keuntungan media sosial seperti yang sudah dijelaskan di atas, media sosial tetap memiliki dampak negatif. Salah satunya, membuat manusia menjadi tidak lagi peduli dengan sesama.

Bukan tidak mungkin jika terjadi sesuatu, manusia akan sibuk memberikan tanggapan hanya melalui media sosial. Tidak ada lagi tindak nyata, hanya emoji sticker yang tersisa. Untuk itu, jangan berjalan sementara jeruji mengurung tubuh Anda karena untuk hidup sebagai manusia, sosialisasi amatlah penting.

63 thoughts on “Jeruji Media Sosial

  1. Begitulah media sosial, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kadang, kebutuhan di zaman yang serba sibuk ini seolah memakasa kita menjadi manusia yang multitasking. Kembali lagi pada pribadi masing-masing. Jangan sampai, majunya teknologi membuat mundur ideologi dalam diri yang sudah tertanam sejak lama.

    Suka deh sama temanya 🙂

  2. Socmed banyak bagusnya juga sih sebenernya, apalagi untuk orang2 yang agak sibuk tapi tetep perlu banyak informasi. Sekedar untuk tau keadaan dunia luar dan temen2 yang udah lama gak ketemu. Tapi aneh juga sih kalau sampe bisa bikin orang gak sadar dunia nyata yg ada di depan mata.
    Good article ndule

  3. Tapi kalo media sosial digunakan secara bijak lebih bagus sih nan. Sekarang sedang trend posting seorang yang sudah rentah berjualan dari makanan sampai Koran, dan dampaknya Sangat bagus. Ternyata kita bisa saling menolong lewat sosial media, itu kalau kita mau dengan baik menggunakan sosial media.

    1. Sip, jadi emg balik lagi ke masing-masing pribadi sih, ya. Gimana dan buat apa tujuan seseorang menggunakan sosmed. Jadi bayangin kayak apa damainya dunia kl sosmed digunakan sesuai fungsi sebenarnya 🙂

  4. Ya, tulisan Anda benar ada kenyataan saat ini. Tak hanya mendekatkan yang jauh saja. Akan tetapi, menjauhkan yang dekat pula.

  5. Akibat medsos jadi banyak kutu gadget yang gak bisa pisah dan selalu melekat dengan gadgetnya. Kalau ga punya medsos terkadang malah di bilang kuper, jadi serba salah ya hehe. Semoga aja masih banyak orang yang memanfaatkan medsos dengan baik dan bijak ya 🙂
    Mantap mbak artikelnya 😀

  6. Kadang org yg gak bisa bergaul secara langsung diuntungkan dgn adanya sosmed, bahkan bisa jd dia berbeda sikap antara ktmu langsung dan disosmed. Tp gak baik jg kalo gak ada interaksi sesama manusia. Bisa jd renungan buat diri masing-masing gimana menggunakan sosmed dgn baik 👍

  7. Memang sosmed banyak keuntungan dan fungsi, tapi kenyataannya sekarang orang orang jadi sibuk dengan ‘dunia sosmed’ dan terkadang lupa dengan keadaan disekitar. Contoh realnya sih dirumah saya, saat sekeluarga sedang berkumpul, masing masing orang malah sibuk dengan dunia sosmednya sendiri (termasuk saya sih hahaha). Nice article nan! 👍
    Bisa jadi refleksi untuk diri juga hahaha

  8. Sangat suka dengan artikelnya!!! Setuju banget sama penulisnya.
    Terkadang orang ketemuan tapi malah sibuk masing-masing sama hpnya, jadi ketemuannya itu ya kaya ga berarti aja. Setuju juga kalo orang zaman sekarang malah lebih aktif di medsos, giliran di kehidupan nyatanya pasif. Di medsos banyak teman, di kehidupan nyata penyendiri. Hmm
    Nice artikel pokoknya! Ditunggu tulisan lainnya 🙂

  9. Kalo kumpul sm temen pasti semua main hp, yg ga main hp jadi mati gaya karna merasa di cuekin. Lebih ngeselin lagi kalo udah ngajak ngobrol yg main hp tp mereka ngga bisa fokus diajak ngobrol.
    Dan gue salah satu yg ga suka main hp kalo lagi ngumpul, dan yg paling sering di cuekin karna mungkin chatting lebih asik dari pada ngobrol langsung.

  10. suka banget sama artikelnya. isinya “nyentil” banget buat para remaja-remaja yg aktif media sosial dan hampir engga ngenalin lingkungannya sendiri karena terlalu asik sama gadget 🙂

    1. Semoga kita nggak termasuk ke dalamnya, ya. Bersyukur juga pas masa kecil masih kenal petak umpet dan permainan tradisional lainnya karena skrg gadget bukan lg sesuatu yg asing, untuk, bahkan lebih di bawah remaja…yaitu anak-anak 😦

  11. Bahkan sekarang banyak orang yang lebih nyaman hidup di dunia maya.
    Karena di dunia maya semua orang bisa bebas menjadi siapa saja dan berteman dengan berbagai orang di berbagai belahan dunia.

    Setuju banget sama statement yg blg “tidak ada lagi tindakan nyata, hanya emoji dan sticker”
    Bener bener jleb sih. Sekarang udah sering banget kayak gitu.

    Artikel yang menarik buat dibahas lebih lanjut dan jadi kasus perdebatan. Hebat!

  12. sangat menyentuh isi artikelnya bagi remaja yang sosmed addict. kalau boleh berbagi cerita sedikit, sebulan yang lalu saya di kereta bertemu seorang kakek dan sempet ngobrol dengannya, ia berkata “saya senang sekali bisa ngobrol seperti ini, anak muda sekarang sering bgt nunduk asyik sendiri dengan gadgetnya.” semoga yang membaca artikel kamu ini dapat mengurangi “sosmed addictnya” yaaaa. apa salahnya berbagi kebahagian dan kebermanfaatan bagi orang lain:)

  13. setuju sekali sama artikel yang Anda buat.
    media sosial kini menjadi hal utama dalam berinteraksi di dalam lingkungan masyarakat, tetapi akibat adanya media tersebut kini masyarakat kurang berinteraksi secara langsung dan menurut saya kurangnya kontak langsung bisa juga mengakibatkan salah komunikasi walupun dengan socmed informasi yang didapat cepat.

  14. Medsos buat manusia sudah jadi kebutuhan yg penting sekarang. Susah memisahkannya tapi semoga manusia zaman sekarang bisa pandai memilih secara bijak hal-hal apa aja yg perlu digunakan seperlunya, biar kecanduan medsos tidak merajalela..

  15. Benar sekali, dengan kemajuan teknologi komunikasi ada dampak positif dan negatifnya. Semoga generasi muda bisa memanfaatkan kemajuan ini untuk hal-hal yang positif. Semoga bisa terus menginspirasi melalui tulisan-tulisannya yaa 🙂

  16. Tulisanya sangat menarik, membahas tentang fenomena saat ini. Memang media sosial diciptakan untuk mempermudah manusia dalam berinteraksi, namun untuk saat ini cenderung disalahgunakan, bahkan sudah melampaui batas. Ditunggu tulisan selanjutnya Kakak!

  17. Setuju bgt sama tulisannya. Pas baca paragraf pertama emang langsung ngebayangin dan emang ngerasa kaya gtu. Kadang kita terlalu larut sama kecanggihan teknologi tanpa sadar komunikasi langsung itu jauh lebih penting. Bikin sadar diri, teguran banget.

    Gaya penulisannya ringan tapi kreatif. Gua suka 👍

  18. Memang zaman sekarang orang-orang lebih mementingkan dunia maya drpd dunia nyata. Ditunggu artikel-artikel keren selanjutnya yaaah:)

  19. Jangan kan medsos gadget saja sudah memberi dampak besar terhadap kehidupan bersosialisasi. Memang benar dengan adanya sosmed mempermudah komunikasi, akan tetapi membuat kita jadi terlalu bergantung terhadap sosmed.
    Sedikit cerita ada teman saya yg bertanya pada teman sekelasnya menggunakan medsos padahal saat itu sedang di ruangan dan tempat yg sama.
    Ya kembali ke diri masing² sih susah ngeubah yg sudah melekat dalam diri
    Saya juga mengakui kalau saya termasuk ke orang² sosmed addict soalnya cerita tersebut sebenernya saya sendiri ckckckckckckck :v

    Suka sama artikel nya berasa kepukul-pukul 🙂

  20. Makin tua makin merunduk, bener juga sih… Mungkin gak selalu jelek sih sosmed, kalo lagi urgent komunikasi bisa jadi lebih cepet. Tinggal porsinya aja sih dibagi, kapan lu harus di sosmed dan perbanyak waktu buat sosialisasi dan ngobrol di dunia nyata

  21. memang benar, sekarang banyak orang lebih suka dengan media sosial untuk berkomunikasi, dan tidak heran juga banyak penipuan yang terlalu percaya pada teman di medsosnya.

  22. Setujuuu! Kita satu pemikiran hehe, memang sekarang ini harus bisa memilah dan memilih dampak positif dan negatif dr medsos itu sendiri:)

  23. Ternyata banyak pengaruh dari media sosial itu sendiri, baik yang disadari maupun yang tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang media sosial justru menjadi bumerang bagi penggunanya sendiri.

  24. Perumpamaannya menarik, mungkin akan lebih seru lagi kalau dikupas lebih dalam mengenai postingan ini. Terkadang gadget menjadi alasan sesorang untuk mengurangi interaksi dengan “orang asing” haha. Kearifan lokal ini perlahan mulai memudar bukan? dimana dulu kita terkenal akan keramahan masyarakatnya, kini berubah semenjak eksisnya social media. Apatis dan individualis.

Leave a reply to Sekar rani Cancel reply